beberapa bulan terakhir ini, kakong selalu bilang kalau aku sudah beranjak dewasa, sudah bukan remaja lagi.
ketika aku tanya mengapa, kakong hanya tersenyum sambil berkata
"kemarin di meja belajarmu ada lipstick"
aku tertawa, berarti menurut kakong, punya lipstick itu aku sudah dewasa.
lalu beliau berkata lagi,
"dulu kamu masih kecil, sudah SMP saja tidak pernah punya baju bagus, tidak berani pergi sendiri. sudah SMA saja masih tidak pernah tau wujudnya bedak, masih suka dolan kesana kesini sama kakong"
aku tertawa lagi, waktu itu aku masih polos ya kakong? masih suka tidur di kasurnya mbah putri sambil diceritain wayang.
"sekarang kamu punya pacar", kata kakong lagi.
padahal dulu aku juga punya pacar lho.. ini bukan yang pertama. :p
"ini yang pertama kali kamu cerita langsung ke kakong, ini yang pertama kali main di rumah sampai lama, yang pertama kali bawain kakong terang bulan,"
aku tertawa lagi,
"nanti kamu juga menikah?" tanya kakong.
aku tertawa, dan bilang iya,...
"kalau kamu nanti menikah, kakong sama mbah putri dirumah sendirian? nggak ada yang bisa disuruh bikin teh, nggak ada yang bisa diajak jalan-jalan ke wedangan? nggak ada yang bisa di suruh milihin baju kalau kakong mau pergi pengajian,"
dan aku sedih mendengarnya,
aku jadi flashback ke masa lalu,
iya, aku selalu takut pergi ke tempat ramai sendirian, aku selalu takut kalau hujannya deras dan anginnya kencang, dan aku selalu ribut memilihkan baju untuk kakong kalau kakong mau pergi, aku suka nongkrong sama kakong walaupun udah SMA,
tapi aku belum akan pergi secepat itu kok kakong, aku masih harus kuliah, masih harus banyak belajar untuk bisa hidup sendiri, kalau ngurus diri sendiri saja aku belum bisa, apa iya aku bisa ngurus orang lain nantinya?
dan akhir akhir ini, setiap hari aku masak, melakukan semua pekerjaan rumah, bangun jam 4 pagi dan menyelesaikan tugas tugas itu, dan kakong jadi semakin merasa waktuku untuk pergi dari rumah itu semakin cepat,
kadang kakong bercanda, sudah males ngurusi aku, dan terus-terusan tanya kenapa aku nggak cepet dilamar, tapi saat aku tanya kenapa kakong yang nggak sabaran,
kakong menjawab, "kakong harus mulai terbiasa hidup di rumah ini, nggak ada kamu lagi, kamu ikut suamimu nanti"
aku menangis mendengarnya, aku tau kakong sangat menyayangiku, sama seperti aku sangat sayang sama kakong,
dan kalaupun tiba saatnya nanti aku akan pergi ikut suami, aku janji akan sering main ke rumah kakong, sering jalan-jalan sama kakong..
kakong juga jangan sedih, aku selalu sayang sama kakong ..
kakong nomer 1, dan nanti suamiku yang nomer 2 :p
aku sayang kakong :)
Labels
- 31 surat cinta untuk ayah (2)
- fiksi mini (6)
- lagu (2)
- me against the world (2)
- SAJAK (2)
~ hidup
~ bahagia
~ sedih
~ rindu
~ amarah
~ sepi
~ segala
terima kasih
Powered by Blogger.
Popular Posts
-
"Bahwa Tuhan tak main-main ketika menciptamu itu benar. Butuh lebih dari debu, Bahkan mungkin rindu ketika membentuk sosokmu. Dar...
-
sendu aku menatap hujan dari beranda rumah membayang semua masalah dan pelan bulir bulir air mata jatuh juga sore itu hujan deras dan ak...
-
Aku mencintaimu . Sesederhana itu sampai tidak ada lagi kata yang bisa ditulis untuk mendeskripsikannya Aku mencintaimu . Sesederhana itu...
-
sore tadi, aku menemaninya pergi ke sebuah acara yang diselenggarakan oleh salah satu caleg dimana ia menjadi salah satu relawan pendukungny...
-
Kamu pernah bilang agar aku menuliskanmu dengan segala kesempurnaan yang kau pinta. Tanpa kamu tahu, Di mataku, kamu lebih dari itu Lebih...
-
bukankah akan menjadi sangat indah jika akhirnyapun kamu akan mencintai sahabatmu selama ini? bukankah akan menjadi sangat indah jika akhirn...
-
when I feel so tired but I cant sleep tears stream down my face Will you try to fix me?
-
Kita terbiasa menghabiskan malam berdua Kamu bercerita tentang angka Aku bercerita tentang kata "Kita berdua sama-sama penulis"...
-
Selamat ulang tahun... Anugerah pagi pertama yg berharga. Semoga selalu bahagia :)
-
terkadang ada beberapa pertanyaan yang tidak semestinya kamu tanyakan padaku.. tentu saja bukan tentang kucing kucing lucu itu.. bukan ten...
Favorit Saya
penulis
- aulia dian p
- masih belajar untuk bisa menerima bahwa hidup tak selalu hitam dan putih
follower
Our Partners
Copyright (c) 2010 sepotong bulan merah jambu ♥ and Powered by Blogger.