Thursday 24 October 2013

[re-blog] Penyair di Atas Segala Penyair (Adimas Immanuel)

"Bahwa Tuhan tak main-main
ketika menciptamu itu benar.
Butuh lebih dari debu,
Bahkan mungkin rindu
ketika membentuk sosokmu.

Dari pijar matahari
Ia bentuk bola matamu.
Agar orang tahu dari sana
kehangatan berasal.

Dari sayap kupu-kupu
Ia bentuk senyummu.
Agar orang paham dari sana
indah yang sederhana bermula.

Di meja kerja Tuhan
terhampar buku takdir kehidupan.
Di sana masing-masing dicatatkan:
setiap manusia dicipta tuk memberi arti
juga kemampuan menggunakan hati.

Aku pikir Tuhan kesepian juga.
Maka ia jadikanku kertas,
dan menjadikan engkau pena.

Jangan sekali-kali kausangsi,
kitalah ciptaan paling puisi." 

terimakasih Adimas Immanuel,
puisimu sudah cukup melukiskan kekasihku dengan mata sumber kehangatannya dan senyum indah sederhanya.

0 comments:

Post a Comment