Tuesday 22 January 2013

2 Mei - (serial 31 surat cinta untuk Ayah)

2 Mei 2011

halo, ayah :)
ini hari kedua aku menulis surat untukmu ..

pagi tadi aku melihat seorang anak kecil lucu sekali, rambutnya panjang dan dikepang 2, dia memakali gaun pink bermotif bunga-bunga dan mengenakan sandal warna merah .
aku seperti melihat bayangan diriku sendiri di waktu aku kecil dulu, karena aku juga suka memakai gaun pink dan sandal warna merah, hehehe
tapi bedanya, anak kecil yang aku lihat tadi sedang bermain ayunan dengan seorang laki-laki yang dia panggil "papa" .
sementara aku dulu tidak pernah bermain dengan ayah,
aku cengeng lagi, ayah... aku menangis melihat mereka,
selama ini aku menahan rinduku pada ayah begitu hebat, selama ini aku tidak pernah menanyakan keberadaan ayah pada ibu,
tapi bagaimanapun juga , aku sudah mulai dewasa dan aku sangat ingin bertemu denganmu.

oh iya, anak kecil tadi juga digendong oleh ayahnya saat ia menangis karena jatuh dari ayunan, apakah dulu ayah sempat menggendongku sebelum pergi meninggalkanku?
apakah dulu aku juga pernah jatuh dari ayunan yaa?

ah, aku salah bertanya, hehe
ayah dan aku kan tidak pernah bermain bersama, jadi ayah mana tahu soal aku jatuh dari ayunan atau tidak , maaf ya ayah sudah menanyakan hal yang tidak penting seperti ini.

oh iya, apakah ayah baik-baik saja?
ayah sehat kan?

aku ingin sekali bertemu dengan ayah, besok aku akan menulis surat lagi ya untuk ayah..
jangan merasa terganggu dengan kehadiran surat-surat ini yaa :)

1 Mei - (serial 31 surat cinta untuk Ayah)

1 Mei 2011

Hai, apa kabar ?
aku anakmu, di dalam tubuhku mengalir darah yang sebagian adalah milikmu, jadi apakah aku boleh memanggilmu ayah?
selama nyaris 18 tahun aku tidak pernah mampu memanggil seseorang dengan sebutan sakral itu, jadi bolehkah kali ini aku memanggilmu ayah?

yaa, ku anggap boleh saja ya, ayah ?
karena aku tidak tahu kapan surat ini akan engkau terima, atau apakah surat ini nantinya bisa kau baca....

sebelumnya, aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu
namaku Anggita Sandra, kata ibu, ayah yang memberiku nama indah itu. jadi seharusnya ayah tidak melupakannya kan?
Ayah, usiaku sekarang hampir 18 tahun, 31 Mei nanti hari ulang tahunku, kalau saja ayah lupa, hehe
emm, aku bingung harus menuliskan apa lagi .
aku baru saja mendapatkan alamat rumah ayah, jadi aku ingin mengirim surat untuk ayah, mungkin saja ayah juga merindukan aku sama seperti aku merindukan ayah.

ayah, bolehkah aku bertanya ?
kenapa waktu itu ayah meninggalkan aku dan ibu saat aku baru berusia 1 bulan?
apakah karena saat itu aku sangat cengeng dan nakal??
kata ibu, aku dulu nakal sekali jadi ayah marah dan tidak suka kepadaku, terus ayah pergi .
benarkah begitu??
kalau memang benar, aku minta maaf ya ayah. maafkan putri kecilmu yang sangat nakal ini

tapi ayah maukah pulang sekarang?
karena sekarang aku sudah beranjak dewasa, aku sudah tidak cengeng lagi, tidak nakal lagi, dan sudah bisa masuk ke PTN yang aku impikan,
aku rajin belajar lho ayah... :)
nilai ujianku saja bagus kok, IP pertamaku juga sangat keren, 3,82 :D

apa itu sudah cukup untuk membuat ayah kembali kepadaku??

Tuesday 8 January 2013

rindu - part 1

semakin banyak saja lirik lagu dengan kata rindu, semakin banyak juga cerita beralaskan rindu, dan makin banyak juga kepergian yang terus selalu diiringi rindu .

ketika apa yang dulu pernah kamu miliki lalu ada masa kamu harus merelakannya pergi, kamu akan menemui rindu .
tapi tahukah kamu bagaimana rindu yang paling menyesakkan ?

itu adalah ketika kamu ada tepat di sampingnya dengan segenap perasaan rindumu, tapi kamu menyadari bahwa dia tak akan pernah bisa menjadi milikmu.

Monday 7 January 2013

Ini hari ke seratus sekian sejak aku mencintaimu~

Ini hari ke seratus sekian setelah aku mulai mencintaimu .

Tulisan-tulisan di halaman blogspot , tweet tweet di twitter, bahkan foto-foto di Instagram masih terus menyuarakan kata yang sama, namamu ...

Ini hari ke seratus sekian sejak kita bertemu .

dan aku tetap menatap hampa pada pesan-pesan singkat yang kamu kirim padaku, pesan yang benar-benar singkat tanpa pernah ada ucapan "selamat pagi" "selamat malam" atau "mimpi indah"

Ini hari ke seratus sekian sejak aku memutuskan untuk menunggu .

terus menunggu langkah kakimu menuju ke arahku . menunggu bibirmu mengucap namaku dengan sayang . menunggu jemarimu mengait di jemari tanganku . menunggu pelukmu menghangatkan dinginku .

Ini hari ke seratus sekian sejak aku menyerahkan segenap rasa sayangku padamu .

rasa sayang yang mungkin tak pernah kau rasakan, sehingga kau tidak membalasnya.
atau rasa sayang yang kau rasakan, tapi kau tetap tidak mau membalasnya??

Ini hari ke seratus sekian sejak aku tau, cintamu telah berlabuh pada gadis lain.

dan aku ?
seperti orang bodoh yang tidak tau harus berbuat apa, atau harus berbalik menuju kemana karena telah salah mencitai pria .

Ini hari ke seratus sekian sejak aku melihat fotomu dengan gadis yang kau cintai itu.

aku belum lelah menunggu.
karena dengan inilah aku mencintaimu, 

di persimpangan, Espresso dan Cappucino

aku mencintai kopi lebih dari mencintai awan-awan yang berarak di puncak Hargo Dumilah .
dan aku tergila-gila pada kafein lebih dari Nicholas Saputra.

kali itu aku berjalan di deretan cafe yang menjajakan berbagai jenis kopi, aku patah hati , dan merasa bahwa meminum kopi yang tepat mampu merekatkan patahan itu.
aku berhenti di sebuah cafe kecil, tidak terlalu mewah dan sangat hangat.
aroma yang tersaji cukup pas di hidungku, sedikit aroma krim, bau amis susu segar, aroma pahit kafein hangat dan legitnya choco granule . ada bau semacam biskuit susu kacang juga disana,
seorang barista yang terlalu menyilaukan bertanya padaku tentang kopi apa yang aku inginkan.

"espresso" jawabku.
"kurasa, cappucino baik untukmu," barista itu menawarkan.

aku terdiam .
aku menyukai keduanya, sangat .
aku ingin keduanya
tapi aku tidak mungkin meminum keduanya sekaligus, kan?
harus memilih salah satu, yang paling pas buatku saat ini.

"jadi, nona mau yang mana? espresso atau cappucino?", barista di depanku ini bertanya lagi.

aku berfikir,
espresso ... bubuk kopinya snagat halus, dan tidak banyak campuran gula. pasti akan mampu mebuatku terjaga dan bersemangat

capuccino ... aku bisa minta tambahan krim, gula, dan choco granule . akan lebih manis, lebih lembut dan tidak terlalu banyak bubuk kopi.

aku tersenyum pada barista itu, sungguh ia sangat silau .
aku bahkan tidak mampu melihat wajahnya, hanya seperti menatap lampu pijar . sangat bercahaya barista itu.

espresso . capuccino . espresso . capuccino . espresso . capuccino .

sial.
aku kini di persimpangan, espresso dan capuccino.
yang mana yang mampu merekatkan patahan hati ini?

Hari itu, kami mengantarnya pulang

sepertinya banyak kupu-kupu masuk rumah, kata ibu kita akan kedatangan tamu istimewa. emm, tamu ya? siapa ?? tamu dari mana ??
oh, mungkin saja paman yang akan datang ,
tapi kata adikku, yang akan datang itu teman-temannya dari Surabaya.
bukan, adikku tidak punya teman dari Surabaya.
tapi kami harus segera menyiapkan semuanya.

jadi hari itu, aku dan adik membersihkan rumah dengan penuh semangat, kami bahkan menguras bak mandi dan menyikat WC. adikku juga melipat baju-baju dan memberinya pewangi, lalu menatanya di lemari sesuai warnanya.
aku menyiram tanaman, membersihkan kandang burung, dan menata kursi-kursi rotan di ruang tamu agar tamu itu nanti merasa nyaman.
setelah itu, aku dan adik mencuci karpet, dan memanggang beberapa kue.
kue kesukaan ibu, dan kami juga suka!!

sudah lewat senja, tapi belum ada tamu juga.
kami berdua kecewa dan mengira kalau ibu berbohong pada kami.
kami berlari ke kamarnya, tapi ibu hanya diam tak lagi menghirup udara
oh,
tamu yang ibu maksud tadi malaikat pencabut nyawa, rupanya...


dia orang yang pandai menulis ♡ - part 2

sudah sekian lama sejak hari dimana aku bertemu dengannya pertama kali.
sudah sekian lama sejak aku bertemu dengannya lagi
dan sudah sekian lama sejak aku mulai jatuh hati.

masih tentang dia yang pandai menulis.
aku rasa aku mulai pandai menulis. terutama tulisan tentangnya, yang tak pernah habis untuk bisa dirangkum dalam kata-kata.
jadi malam ini aku menulis lagi,

lelaki itu tak pernah bisa berhenti tersenyum, tak pernah bisa berhenti terlihat bahagia.. tapi aku tidak mengenalnya, aku tidak tau apakah tawa dan senyum itu palsu atau memang tercipta secara spontan dari hatinya.
entahlah .
aku hanya suka melihatnya, dan aku cukup dengan itu saja.
bukankah sejak mencintainya, aku belajar bahwa cinta tak selalu harus diucap kata? tak selalu harus saling berbicara .

ketika langit bersenandung .

apa yang mungkin bisa diungkapkan langit lewat nyanyian? duka, bahagia, tangis, air mata, semangat, amarah . . ada begitu banyak hal yang bisa dia tunjukkan .
jadi pernahkah selama ini kamu melihatnya bersenandung ?

tidak, aku yakin tidak pernah ..
karena langit yang bersenandung hanya ada dalam puncak puncak imajinasi yang mungkin tercipta pada diri seorang manusia .

sore itu aku pernah mendengarnya bersenandung, melagukan sebuah melodi yang abstrak, yang tidak ku mengerti.. setelah itu ia menangis, hujan mulai turun, dan aku berbisik padanya "jangan menangis, jangan lagi bersedih, kami harus pulang tapi tetes air matamu tak juga reda"

langit masih saja menangis, sepertinya sore itu ada yang telah melukai hatinya , jadi apa yang bisa ku lakukan hanyalah menatapnya sendu, sambil menulis beberapa sajak..

aku menunggu dengan sabar, sampai ia berhenti menangis. dan ya, dia berhenti juga .
tapi setelah itu ia melagukan melodi lain lagi, dan tiba tiba warnanya berubah menjadi beberapa lapis, ada jingga, merah, orange, kuning, dan emas.
kata orang, langit yang seperti itu biasa disebut dengan senja.
dan senja kali ini sangat sempurna, jadi aku kembali menyapanya dan berterima kasih atas apa yang sudah ia senandungkan.

langit pun tersenyum kepadaku, ia berbisik
"inilah apa yang mungkin saja juga kamu senandungkan suatu saat nanti, mungkin saja kamu menangis tak kunjung berhenti, tapi ingatlah kalau banyak orang yang mengharapkanmu berhenti meratapi diri. jadi jangan lupa untuk terus menyanyikan melodi baru dan membuat dirimu jadi lebih indah, lebih bermakna"