Sunday 15 September 2013

Hey Dad, look at me

kalau saja aku punya keberanian yang cukup untuk mengatakan banyak hal kepadamu.
kalau aku, anakmu yg sekarang sudah 19 tahun ini masih berjiwa sangat bocah di hadapanmu, masih secengeng itu sampai aku tidak berani mengatakan apapun karena sepatah kata saja keluar dari mulutku, air mataku juga akan berurai begitu saja. dan aku tidak ingin menangis di depanmu. karena aku yang kamu kenal, adalah aku yang kuat yang tidak pernah merengek mencarimu dan tidak pernah menanyakan kabarmu ke ibu.

aku masih anakmu kan?

aku yang dulu menangis diam-diam, bertanya pada ketidak tahuanku tentang keberadaanmu, dan berusaha melakukan banyak hal baik agar nanti saat aku bertemu denganmu, kamu tidak akan pernah menyesal punya aku sebagai anakmu.
dulul, aku bukan seorang anak yang mau belajar dan rajin mengerjakan PR, dulu ketika aku pertama kali masuk SD, semua teman sekelasku datang ditemani oleh ayah dan ibunya, sementara aku datang bersama tanteku.
aku bertanya ke tante, kenapa kamu tidak pulang dan mengantarkan aku di hari pertama aku masuk sekolah?
tante bilang itu karena aku bodoh, aku tidak bisa mengerjakan soal dengan cepat, jadi ayah malu mengantar aku ke sekolah.. dulu tante pernah bilang kalau aku harus pintar, harus jadi anak yang bisa dibanggakan, harus punya banyak piala agar ayah mau pulang dan tidak malu lagi kepadaku.

hari itu, hari pertama masuk SD, di buku harian yang diberi guruku, aku menuliskan alasanku masuk sekolah ini agar ayahku tidak malu punya aku sebagai anaknya.. dan saat itu, wali kelasku datang memelukku, dan beliau sampai saat ini masih sering sekali menanyakan kabarku,

tahun pertama di sekolah dasar, aku mengalami imunisasi pertama di tingkat SD, waktu itu aku ketakutan dan tidak mau disuntik, sampai akhirnya aku digendong oleh guruku, dan guruku bilang kalau seorang ayah akan menggendong putrinya kalau putrinya tidak mau di imunisasi, itu yang ia tuliskan di buku harian SD ku. 
tahun pertamaku di SD, aku ranking 1 di kelas. tapi ayah belum juga mau pulang

tahun kedua di SD, pertama kalinya aku ikut lomba. waktu itu lomba mengerjakan soal-soal IQ, dan aku gagal, aku nggak dapet juara apapun disitu, mungkin itu alasannya kenapa kamu tidak juga mau pulang. tapi di tahun ketiga ku, aku memenangi lomba bahasa Indonesia tingkat provinsi, juara 3 sih, tapi itu sudah bagus kan ya?
aku bilang ke tante kalau aku sudah punya piala, jadi pasti ayahku pulang. tapi ternyata tidak, ayah tidak pulang, dan aku sedih.
aku tambah sedih ketika guru kelas 3 ku bertanya padaku kenapa ayahku tidak pernah mengambilkan raporku, padahal aku selalu ranking 1. jadi aku menangis tidak berhenti-berhenti sampai aku dijemput ibu, dan tiba-tiba sakit panas, opname 1 minggu dan mogok sekolah 1 minggu selanjutnya.

mungkin waktu itu memang aku belum sepintar yang kamu mau ya Yah?

tahun ke-4 di SD, aku lagi-lagi memenangi banyak lomba, juara 1 lomba komputer tingkat kota, dan juara 1 lomba IPA tingkat provinsi, dan di tiap prestasiku yang kutujukan untuk membuatmu pulang, kamu tak juga pulang.
di tahun ke-5, aku menang lomba resensi, juara 1 tingkat Jawa Tengah untuk kategori non fiksi, pialanya besar sekali, setinggi badan kecilku saat itu.
dan waktu itu aku mulai menyadari satu hal, kalau sebenarnya tante hanya membohongiku, karena sebanyak apapun pialaku, sepintar apapun aku, ayahku tidak akan pernah mau menemuiku.
padahal, aku selalu bermimpi kamu pulang dan bawa kue untukku saat hari ulang tahunku, dan percaya atau tidak, aku memimpikan hal yang sama setiap tahun, setiap mendekati ulang tahunku.
mimpi yang selalu sama, kamu berdiri di pintu rumah membawa kue ulang tahun dengan lilin-lilin warna-warni, dan aku berjalan keluar kamar ke arahmu sambil tersenyum, dan kamu juga tersenyum. mimpi itu selalu sama, dan selalu mebuat hari ulang tahunku adalah hari yang buruk saat aku beranjak dewasa, karena itu mimpi yang tidak pernah jadi kenyataan.

aku ingin sekali menceritakan masa kecilku itu padamu, karena kamu tidak ada disana mendampingiku, kamu tidak tau kapan gigi susuku copot dan berganti dengan gigi dewasa, tidak tau kapan pertama kali aku jadi seorang gadis karena akhirnya aku juga datang bulan, tidak tau kapan aku operasi usus buntu, tidak tau makanan favoritku atau artis favoritku, tidak tau kalau aku selalu dapat ranking yang bagus, tidak tau bagaimana saja aku merayakan ulang tahunku, tidak tau teman-temanku, tidak tau apapun tentangku

aku ingin memberitau banyak hal kepadamu, tentang siapa saja yang aku sukai dan siapa pacarku sekarang, dan memberitau mu kalau aku selalu ingin menemanimu beli sepatu, jas, dan memilihkan dasi yang bagus untukmu.

aku menangis karenamu, Ayah. malam ini, di usiaku yang sudah 19 tahun, aku merindukanmu.

ya aku tidak tumbuh dewasa dengan ada kami di sampingku, dan aku juga tidak menuntut apapun darimu. just please, look back at me. think back and talk to me..

0 comments:

Post a Comment